Robot otonom, seperti halnya mobil yang bergerak otomatis, tidak bisa melihat dunia ini seperti kita halnya manusia. Frank Swain menemukan apa yang sebenarnya terjadi.
Dapatkah anda coba membedakan antara manusia dengan sebotol minuman? bagi kebanyakan dari kita manusia, hal ini bukanlah hal yang sulit, untuk membedakan antara botol kecil dan manusia dewasa yang cukup tinggi. Namun bagi sebuah robot hal ini adalah hal cukup sulit. bagi mereka, hal ini terlihat begitu serupa.
Dilansir dari BBC, bulan lalu pemerintah inggris mengumumkan bahwa mobil otonom atau mobil otomatis akan segera menggebrak jalanan di tahun 2015, mengikuti apa yang dilakukan oleh nevada, California, negara bagian Amerika serikat.
sepertinya tak lama lagi berbagai jenis robot yang ditanam kedalam mobil akan segera hadir dijalanan dunia, untuk membantu manusia seperti mobil rumah sakit dan lainnya. Namun untuk melakukan hal ini, robot harus belajar banyak, mereka harus belajar bagaimana melihat keadaan lingkungan sekitar kita. ini tentu bukan hal yang mudah untuk sebuah robot, dan mereka memerlukan lebih dari sepasang mata untuk melakukannya.
By (SPL)
mobil otonom, dilengkapi dengan berbagai macam sensor dan tidak hanya dilengkapi dengan sebuah camera saja. mereka juga memiliki sensor suara yang juga sudah banyak diaplikasikan di berbagai ha seperti sensor parkir hingga radar. Mereka juga perlu dibenamkan sensor seperti sensor laser ataupun infra merah.
Sensor – sensor ini nantinya akan mendeteksi apa yang terjadi dilingkuang kita. Mobil otonom akan mengirimkan Kilatan cahaya yang akan dideteksi sensor infra merah atau mengeluarkan suara ultrasonic untuk kemudian dideteksi oleh sensor suara layaknya kelelawar mendeteksi benda didepannya. Sensor – sensor ini akan membuat mobil otonom untuk mampu mendeteksi apa yang sebenarnya terjadi disekitarnya terutama di depannya.

Kembali ke masalah botol dan juga manusia. Saat robot mendeteksi botol dan para pejalan kaki, mereka menunjukkan hal yang mirip. Sensor mobil otonom menunjukkan refleksi yang sama pada kedua benda tersebut. Hal ini tentu akan menimbulkan kecelakaan yang fatal jika salah mendeteksinya.Ini tentu menunjukkan bahwa radar bukanlah instrumen yang baik untuk membedakan manusia, mungkin laser terutama kamera adalah instrumen yang layak untuk dipertimbangkan.
Bagian yang tersulit dalam teknologi robot otonom adalah bagaimana memberikan sebuah kecerdasan untuk robot mampu mengidentifikasi apa yang iadeteksi. Seorang profesor ilmu komputer di Queen Marry , University of london, Peter McOwan, sistem visual manusia mampu membagi warna, memecahnya untuk ditempatkan ke dalam beberapa kelompok warna, dan sebagainya, dan entah bagaimana otak mampu mengintegrasikannya. Bagaimana sebuah otak mampu melakukannya masih menjadi sebuah misteri hingga saat ini.

by BBC
Alasan mengapa sebuah robot otonom membutuhkan banyak sensor adalah karena banyaknya hal yang mempengaruhi pengelihatan robot. Seperti halnya bayangan, robot sering menganggap bayangan sebagai hal yang nyata. Radar dan snanner laser dibutuhkan karena robot membutuhkan banyak infromasi untuk mengenali objek dari pada manusia.
Robot militer misalnya, ia juga harus mampu mengenali mana yang menjadi tentara musuh dan warga sipil yang sedang ketakutan. Tak berhenti disitu, robot militer jugaharus mampu mengenali tidak hanya manusia namun juga emosi yang diperlihatkannya. Bahkan jika perlu ia juga harus mampu mengenali jika kita sedang melakukan penyamaran ditengah pasukan musuh.

Robot militer yang dipandu manusia saat ini (by SPL)
Kemampuan robot untuk mampu melakukan deteksi bukanlah masalah yang bisa dianggap enteng. sebuah contoh jika ada sebuah bola yang bergulir di tengah jalan, kebanyakan pengendara akan mencoba memperlambat laju kendaraannya karena berpikir kemungkinan akan ada anak yang berlari mengejarnya. Robot otonom sendiri juga mamu membedakannya, namun sayangnya membedakan antara bola plastik dan kantong plastik adalah perkerjaan yang tidak mudah, bahkan dengan segalam sensor dan logika (algoritma) yang robot miliki. belum lagi masalah lain yang mungkin disengaja manusia untuk membingungkan sebuah robot, seperti trik berpura – pura jatuh di trotoar atau lainnya yang dimaksudkan untuk melakukan perampokan atau pembajakan. Bisakah robot membedakan tindakan seperti ini? ini nampaknya akan menjadi tugas berat para peneliti.